Kamis, 05 November 2015

Mengumpat, Jangan Dibiasakan

Mengumpat, Jangan Dibiasakan

Saya sangat terkejut ketika pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya. Ada banyak kata umpatan yang sering saya dengar. Banyak sekali. Memanggil sahabatpun dengan kata-kata umpatan, tidak ada yang salah pun mengumpat, bahagia mengumpat, marah mengumpat, terkejut mengumpat, terharu mengumpat, semua mereka lakukan dengan imbuhan mengumpat.

Dari yang saya perhatikan, sepertinya mereka terbiasa  mengumpat, dan mereka tidak menganggap ini sebagai hal yang negatif. Pernah suatu hari saya terbawa dengan kebiasaan ini dan tidak butuh waktu lama bagi saya untuk mendapat balasan dari tindakan negatif saya ini. Hanya karena satu kata berbunyi mata*u, saya disidang disamping danau kampus, dengan 10 orang yang katanya teman saya sendiri, ternyata umpatan saya menyinggung perasaan mereka, kalau dipiki-pikir mereka jauh lebih sering mengumpat dari pada saya, mereka sering berteriak janc*k kesana kemari, tapi kenapa kata yang saya sebutkan di atas terlihat sangat lebay sekali, di danau mereka protes sana sini karena satu kata tadi, saya bagaikan di bully, saya sempat menagis karena kecewa betapa bodohnya saya saat itu, kenapa saya menangis pada saat itu, tapi itu tidak masalah dari pengalaman itu saya berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengumpat lagi.

Awalnya sulit meninggal kebiasaan itu 100% karena kebiasaan yang sudah terbentuk selama saya kuliah di Surabaya. Setiap saya emosi, rasanya saya ingin mengumpat, tapi saya tahan, karena saya ingat janji saya tadi. Lama-lama sedikit-sedikit mulai berkurang dan hilang, sesekali kelepasan karena emosi yang sudah tidak terkendali lagi. Beruntung saya sekarang menemukan teman-teman yang jauh dari kata umpatan. Saya sebut mereka sohibul jannah, karena tujuan kita sama, memasuki jannah atau surganya Allah dengan kebaikan. Hampir tidak pernah terdengar kata-kata itu lagi selama saya bersama mereka, bahkan mereka banyak mengubah kebiasaan temen-temen lain yang suka mengumpat.

Jika kita meyakini  bahwa umpatan adalah perbuatan negatif akan lebih mudah bagi kita untuk tidak melakukannya, tapi jika kalian menganggap ini sebagai hal yang biasa , kita akan melakukannnya seolah kebiasaan. Jadi buatlah mindset bahwa umpatan adalah hal negatif yang tidak pantas dilakukan dan merusak moral para pemuda bangsa.

Tidak sesulit itu kok merubah kebiasaan mengumpat, tapi yang paling berperan merubah kebiasaan saya dulu adalah berteman dengan orang-orang yang jauh dari kebiasaan ini. Orang-orang yang sholeh dan sholehah. Bukan hanya mengubah kebiasaan mengumpat  tapi mereka mengubah banyak sekali kebiasaan buruk saya. Yah tidak bisa dipungkiri jika lingkungan itu berperan besar dalam membentuk kepribadian kita. Kata orang berteman itu jangan pilih-pilih, berbeda dengan pendapat saya, saya harus memilih teman yang berdampak baik bagi saya. Bukan miskin atau kaya, elit atau non elit, bodoh atau pintar, itu semua tidak masalah buat saya. Yang penting mereka baik, karena teman yang baik inshaAllah tidak akan mencelakakan kita, justru membawa banyak barokah. Tapi alangkah indahnya jika kita bisa merubah kepribadian orang lain dari yang negatif menjadi positif, dari yang buruk  menjadi lebih baik. Jadilah muslim yang bermanfaat bagi sesamanya.

 

Always positive guys,

Love yaa in the name of Allah.

Hari ke 15

Tulisan ke 15

Sohibul jannah for #30DWC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar